Hotel california

Sabtu, 05 Februari 2011

Kekerasan Etnis China Mirip Uni Soviet?







Kekerasan antar etnis yang terjadi antara kaum Muslim Uighur dan etnis Han di wilayah Xinjiang, bukan hal baru di daratan China. Sejarah mencatat, banyak pertikaian semacam ini terjadi. Akankah China bernasib sama seperti Uni Soviet?
Coling MacKerras, seorang pengamat yang mendalami sejarah dan kebudayaan China mengakui, bahwa sering terjadi pertikaian di kawasan tersebut. Meskipun kebanyakan dapat dikendalikan dengan cepat, ia menilai jiwa-jiwa pemberontak di Xinjiang masih belum padam.
“Kerusuhan di Xinjiang pernah terjadi pada 1990 namun bisa diatasi dengan cepat. Meski demikian, bukan berarti jiwa-jiwa pemberontak itu musnah. Buktinya sekarang muncul kembali,” kata MacKerras, yang juga sering menulis tentang Xinjiang, Kamis (9/7). Pekan lalu, lebih dari 150 orang tewas dalam sebuah kerusuhan di Xinjiang. Hal itu terjadi menyusul rumor bahwa dua orang Uighur memperkosa dua perempuan China. Kabar yang berasal dari sebuah pabrik mainan di Guangdong itu tersebar dengan cepat dan memicu bentrok antara kaum Uighur dan etnis Han. Dua orang tewas dalam kejadian itu, namun polisi belum bisa menemukan pelakunya dan tidak bisa membuktikan kebenaran berita tersebut.
Muslim Uighur yang merasa terdiskriminasi, kemudian mencari keadilan yang berakhir pada kerusuhan besar antara etnis. Menurut MacKerras, kerusuhan serupa pernah terjadi pada 1997 di Xinjiang Utara yang berbatasan dengan Kazakhstan. Kemudian pada 2008, terjadi unjuk rasa yang berhubungan dengan Olimpiade Beijing.Perselisihan kerap terjadi antara kaum Uighur sebagai kaum minoritas dan etnis Han yang menguasai pemerintahan. Kaum Uighur sering mengeluhkan sulitnya mencari pekerjaan karena pengaruh etnis Han yang populasinya mencapai 43% di Xinjiang.
Kawasan Xinjiang memang berbatasan langsung dengan sejumlah negara Asia Tengah yang mayoritas penduduknya Muslim seperti Kazakhstan, Kyrgyzstan, dan Tajikistan. Etnis Uighur dituding ingin mencari kemerdekaan sendiri untuk Xinjiang, bahkan dituduh sebagai teroris, antek-antek Osama bin Laden dan Al Qaeda. Memang, di antara seluruh kelompok etnis, hanya Tibet dan Uighur yang sering memberontak terhadap pemerintah komunis. Namun, kaum Uighur merasa tudingan itu berlebihan dan tak beralasan. Selain merupakan rekayasa pemerintah untuk mengendalikan Xinjiang sepenuhnya.Etnis Han merupakan kelompok etnis terbesar di China, bahkan seluruh dunia, telah memimpin negara itu selama 400 tahun belakangan. Mereka adalah etnis tertua sekaligus keturunan Dinasti Han. Sebenarnya di bawah pimpinan etnis Han, negara ini menjadi makmur secara ekonomi dan budayanya terus berinovasi.
Sejak Republik Rakyat China didirikan pada 1949, perpecahan antar etnis mewarnai kehidupan sehari-hari mereka. Beberapa kelompok minoritas berulangkali memberontak dari dominasi etnis Han yang mencakup 90% dari seluruh populasi Negeri Tirai Bambu itu. Saat ini, terhitung ada 56 kelompok etnis yang membuat China tercatat sebagai negara dengan populasi terbanyak, 1,3 miliar jiwa per Juli 2008.Salah satu kelompok etnis yang dijajah pemerintah China sejak 1951 adalah etnis Tibet. Mereka mengecam agama Buddha yang dianut etnis ini, serta pemimpin spiritual mereka, Dalai Lama. Mereka dikucilkan dari wilayah otonomi Tibet di China Barat dan Dalai Lama terpaksa mengungsi ke India sejak 1959.Hingga kini, pria yang dianggap sebagai titisan Sang Buddha itu masih berusaha kembali ke wilayahnya. Dalai Lama pun dijadikan ikon perjuangan dan harapan bagi etnis-etnis minoritas. Etnis Uighur yang mayoritas Muslim dianggap sebagai Tibet lainnya. Mereka juga memiliki sejarah panjang melawan dominasi Han, tepatnya sejak China berdiri.
Namun demikian, jika pemerintahnya masih tak memiliki cara untuk menengahi konflik dengan beberapa kelompok minoritas, bukan tak mungkin China akan mengalami nasib yang sama seperti Uni Soviet yang beberapa negara bagiannya mengajukan referendum untuk merdeka. [E2]

0 Comments:

Pc man

PacMan v2.6

blogger templates 3 columns | Make Money Online